Pangkalpinang, Kabar One News.com – Proyek Revitalisasi Situ Konservasi di Taman By Park Polda Bangka belitung (Babel), yang terletak bersebelahan dengan Gedung MAPOLDA Babel, dari pantauan pada Selasa (28/10/2025), masih terus dikebut penyelesaiannya.

Proyek ini bukan proyek kaleng – kaleng, karena biayanya cukup besar yaitu Rp 28 milyar dari APBN. Tetapi dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan proyek, diduga ada yang tidak sesuai perencanaan.
Misalnya dalam perencanaan ataupun speknya, pemasangan beton corugated contrete sheet pile (ccsp) atau beton pracetak bergelombang sebagai dinding penahan tanah, harusnya tegak lurus 90 derajat, tetapi dilapangan ada ditemukan satuan beton ccsp tersebut ada yang miring mengarah condong.
Demikian pula dalam hal kerapatan. Pemasangan antar unit beton ccsp, harusnya rapat. Tetapi dilapangan, ditemukan antar beton ccsp tersebut bercelah. Bahkan ada celah yang kepalan tangan orang dewasa pun, mungkin bisa masuk.
Timbulnya celah antar beton ccsp ini, dikarenakan ada satuan beton ccsp tersebut yang dipasang tidak tegak lurus, yang tampaknya juga berimbas kepada unit beton ccsp lain yang ikutan miring.
Padahal fungsi beton ccsp ini untuk menahan tanah daratan disebelah dinding beton, agar tidak turun kedalam kolong (situ). Adanya celah antar beton ccsp ini, dapat mengurangi fungsi tersebut.
Demikian pula kedalaman pasangan beton ccsp tidaklah sama. Untuk panjang unit beton ccsp diketahui 9 meter. Tetapi beton ccsp yang tertancap tidak mencapai kedalaman 9 meter.
Ada yang tertancap diperkirakan hanya sekitar 5 meter lebih, 6 meter, atau 7 meter-an. Hal ini diketahui dari pemotongan beton ccsp, yang sebelumnya telah dicuter atau dipotong segaris lurus oleh tukang dengan mesin gerinda pada titik nolnya.
Beton ccsp yang telah ditandai garis batas pemotongan dengan gerinda ini, selanjutnya dibobok dengan eksavator pembobok beton atau eksavator hidraulic hammer. Bobokan ini juga ada yang menyebabkan unit beton ccsp retak memanjang kebawah.
Dan disini terlihat, beton ccsp yang dibobok lalu dipotong, yang potongannya diperkirakan kisaran sekitar 2 meter, hingga 3 meter lebih. Jika melihat proses pekerjaan ini, dapat diketahui tiap unit beton ccsp yang tertanam berbeda ukuran kedalaman yang tertancap
Dan jauh sebelum proyek ini dimulai, biasanya pihak perencana sudah mensurvey kedalaman tanahnya melalui pemboran, dari lapisan lunak sampai kepada lapisan keras sudah dihitung, logikanya beton ccsp dapat tertancap penuh.
Apakah tiap unit beton ccsp yang tertancap dicatat kedalamannya untuk penghitungan volume oleh pengawas, hal ini tentunya masih perlu ditelusuri demi transparansi.
Pemasangan beton ccsp ini menggunakan alat penumbuk tiang pancang atau diesel hammer,. Dan saat pemantauan di lokasi sebelumnya, yaitu pada Minggu (26/10/2025) kebetulan ada Konsultan Pengawas yang bernama Dani dari PT Tri Exnas.
Kepada Dani ditanyakan berapa kedalaman penancapan beton ccsp tersebut dalam perencanaannya. Namun Dani kurang paham.
“Kalau itu saya tidak tahu. “Katanya.
Saat ditanyakan, mengapa beton ccsp tersebut tidak tertanam penuh mengikuti panjang beton ccsp yang 9 meter, dikatakan Dani tergantung tanahnya.
“Tergantung sampai tanah dasarnya.
Demikian pula saat ditanyakan, mengapa ada beton ccsp yang terpasang ada tidak tegak lurus alias miring, lagi – lagi Dani berdalih tergantung tanah.
“Tergantung kontur tanah, karena dasar tanah kolong, konturnya berbeda – beda. “Jelas Dani.
Untuk memastikan pemasangan tegak lurus, kembali ditanyakan apakah saat pemasangan beton ccsp pakai water pass, Dani menyebutkan pakai.
“Pakai water pas, sebisa mungkin kita usahakan tegak lurus. “Ujarnya, walau fakta dilapangan beton ccsp tersebut ada yang miring.
Dan terkait pemasangan beton ccsp harus tegak lurus, Dani pun mengakui kalau dalam gambar tegak lurus.
“Kalau gambarnya tegak lurus. “Ungkapnya.
Ditanyakan lagi terkait pasangan beton ccsp tersebut mengapa sebagian ada yang tidak rapat bahkan bercelah cukup lebar, tampaknya Dani enggan menjawab.
“Saya hanya posisi dilapangan saja, dan tidak semuanya saya tahu. “Ujar Dani mengelak.
Kebetulan di lokasi juga ada pihak pengawas lapangan dari Kementerian PU Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Babel, yaitu Yusmar.
Kepada Yusmar (26/10) sempat disampaikan dan ditanyakan terkait hal tersebut, namun penjelasan Yusmar hampir sama dengan keterangan dari pihak konsultan.
“Tergantung kontur tanah. “Ujarnya singkat sambil berjalan terburu -buru karena ada kegiatan lain.
Dan diketahui, proyek ini dibawah Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Balai Wilayah Sungai Bangka belitung. Judul Pekerjaan :Revitalisasi Situ Konservasi Di Taman By Park Polda Kepulauan Bangka belitung.
Tanggal Kontrak 15 Agustus 2025, masa pelaksanaan 138 hari kalender. Sumber dana APBN tahun 2025 sebesar Rp 28,1 milyar, dengan Konsultan Supervisi PT Tri Exnas. (Har)

















