Jakarta, Kabaronenews.con,-Keluarga dan Penasehat Hukum korban dugaan Pengeroyokan dan Penganiayaan, kecewa dan menyoroti tentang penegakan hukum di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara.
Pasalnya, terdakwa Nancy Paulina (60), warga Sunter Jakarta Utara, terduga pelaku penganiayaan terhadap korban Kumar S, sudah dua kali mangkir dalam persidangan. Terdakwa berstatus tahanan kota, tapi sudah dua kali berturut turut mangkir mengikuti persidangan. Sebagaimana disampaikan Penasehat Hukum terdakwa dihadapan Majelis Hakim, bahwa terdakwa tidak hadir dengan alasan sakit.
Menyikapi alasan sakit tersebut, langsung direspon Majelis Hakim pimpinan Yusti Cinianus dan hakim anggota Wijawiyata dan Hafnizar, dengan mengingatkan Kuasa Hukum karena terdakwa tidak hadir sudah dua kali dengan alasan sedang sakit.
Namun Hakim terkesan kurang percaya dengan alasan Penasehat Hukum terdakwa, sehingga meminta Jaksa Penuntut Umum supaya menghadirkan terdakwa dalam persidangan berikutnya.
“Saya minta Penasehat Hukum tidak perlu beralasan seperti itu, dengan membawa surat sakit yang lama, dalam hal ini kami berikan kesempatan lagi pada persidangan berikutnya menghadirkan terdakwa. Demikian juga untuk Penuntut Umum, supaya menghadirkan terdakwa pada sidang berikutnya, begitu ya pa Jaksa”, ungkap Yusti, pimpinan sidang.
Menyikapi ketidak hadiran terdakwa Nancy yang sudah dua kali mangkir, mengundang respon dan protes dari keluarga korban kepada Majelis Hakim. Sembari berdiri di ruang sidang, meminta kepada Majelis Hakim supaya melakukan penahanan terhadap terdakwa Nancy Paulina. Pihak korban pun dengan suara keras mengatakan bahwa, alasan sakit tersebut adalah “bohong”, itu bonhong, sehingga sempat ditegur Majelis Hakim.
Keluarga korban pun meminta kepada Majelis Hakim agar menyidangkan perkara dua tersangka lainnya yang bersama sama melakukan pengeroyokan kepada Kumar S. Namun Yusty selaku pimpinan sidang menepis permintaan keluarga korban dengan menyampaikan, “kami tidak bisa menyidangkan kalau berkas perkaranya belum masuk pengadilan pa. Kami hanya bisa menyidangkan berkas perkara yang masuk persidangan ini”, ucap pimpinan Majelis Hakim, 5/8/2025.
Sebagaimana dakwaan JPU disebutkan,
Dalam dakwaan JPU Ari Sulton Abdullah disebutkan, terdakwa Nanci Paulina melakukan penganiayaan terhadap korban Kumar Singh, pada 16 Mei 2024, sekitar pukul 21.00 Wib. Awal kejadiannya saksi korban Kumar S, datang menggunakan motor ke rumah tinggal saksi Manwarjit Singh alias Gogi berlamat di Komplek Mawar Residence Blok C No.1 Rt. 006 / 003 Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara.
Kedatangan korban disaksikan Firman Atmaja alias Jack selaku sopir saksi Manwarjit Singh. Korban menanyakan kepada Jack “ada bapa gak” saksi menjawab ada, sembari menyampaikan tunggu di Pondokan, tempat duduk-duduk yang berada di samping rumah saksi Manwarjit Singh.
Kemudian Manwarjit Singh menghampiri korban bersama istrinya Nancy Paulina, lalu mengobrol. Sementara terdakwa dan saksi Jack membersihkan kotoran burung yang berada di sekitaran pondokan tersebut. Saat itu datang saksi Sri Selwen dan langsung ikut berkumpul dan mengobrol di pondokan tersebut. Kemudian dalam obrolan saksi Jack dan Selwen sempat mendengar obrolan Manwarjit Sing dan Kumar S. Saksi Manwarjit dan saksi Sri Selwen menyuruh korban dengan mengatakan kalimat “Kamu Cabut Kesaksian di Polsek“.
Selanjutnya saksi Manwarjit Singh membahas mengenai informasi yang telah didapatnya bahwa Kumar S menjelaskan rumah tinggal Manwarjit Singh adalah markas atau basecamp sehingga Manwarjit Singh merasa tidak senang atas informasi tersebut. Kemudian terjadilah cek-cok mulut antara saksi Manwarjit Singj dengan Kumar S, lalu Manwarjit Singh memukul korban menggunakan kursi lipat warna merah ke dada korban.
Keributan terjadi dan warga sekitar berdatangan. Lalu korban mau pulang menggunakan motornya, namun saksi Sri Selwen menghambatnya dan memukul korban menggunakan kepalan kedua tangannya dan korban jatuh.
Sementara istri Manwarjit Singh yakni terdakwa Nancy Paulina tidak memperbolehkan korban keluar komplek, dan menyuruh security menutup gerbang komplek, lalu terdakwa Nancy Paulina memukul korban menggunakan sandal wanita warna coklat yang sebelumnya di ambil saksi Jack atas perintah terdakwa Nancy P.
Bahwa akibat Penganiayaan tersebut, korban Kumar S sempat dibawa berobat ke Rumah Sakit Port Medical Center, karena mengalami luka sobek pada bagian Bibir atas sebelah kiri dan mengeluarkan darah, kemudian pada bagian 1 gigi atas sebelah kiri mengalami gompal, patah sebagian dan juga 1 gigi bagian atas sebelah kiri mengalami goyang serta pada bagian penglihatan saksi korban Kumar S menjadi buram dan pusing.
Berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : KS.54/2/6/PMC.Jkt-2024 tanggal 22 Juli 2024 dari RS. Port Medical Center, yang ditandatangani oleh dr. Selni Warlene Manik, dokter yang telah melakukan pemeriksaan korban Kumar S, dengan hasil pemeriksaan : Luka robek 1 cm x 0,1 cm x 0,1 cm dibibir atas Gigi kiri atas goyang Gigi kiri atas pecah sedikit bagian samping luka tersebut disebabkan oleh trauma benda tumpul.
Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP, demikian dakwaan JPU.
Dalam berkas perkara ini, penyidik Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah menetapkan 3 tersangka yang melakukan penganiayaan terhadap korban Kumar S. Ketiganya adalah tersangka Manwarjit Singh dan istrinya sekarang sudah terdakwa Nancy Paulina dan Sri Selwen. Namun berkas kedua tersangka Manwarjit Singh dan Sri Selwen belum disidangkan. Bahkan belum di P21 oleh Jaksa Penuntut Umum, Kejaksaan Negeri Jakarta Utara.
Penulis : P.Sianturi