Jakarta, kabar One news. com- Kordinator Hukum dan Investigasi Government Organization Jaring pelaksana antisipasi keamanan (NGO.Jalak) Muh.Syahrony mengatakan
Proyek pengerjaan Kontruksi Beton Peningkatan Prasarana, Sarana dan Fasilitas Umum (PSU) di Kelurahan Gunung Sehari Selatan Kemayoran Jakarta Pusat dikerjakan asal-jadi.
Penyebabnya, pemasangan u-ditch dan box Calvert yang berada di Jl. Sawo, Jl. GG Garuda dan Jl. Spur RT.03 RW.04 dikerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Pengerjaan galian yang dangkal dan datar serta pemasangan saluran udith juga dilakukan saat ada tergenang air.
Menurut Syahroni pelaksanaan pekerjaan peningkatan saluran lingkungan di Kelurahan Gunung Sahari Selatan Kemayoran menggunakan u-ditch dan box Culvert dengan pagu anggaran Rp. 2.095.720.600. Proyek tersebut diduga dikerjakan oleh Kontraktor pelaksana PT. Buhid Pilar Persada.
Pada saat melakukan penggalian diduga tidak mempertimbangkan kedalaman dan kemiringan agar air mengalir dari hulu ke hilir.
Lebih lanjut dikatakan Syahroni, pembangunan saluran u-ditch ini bukannya menyelesaikan genangan air. Tapi sebaliknya justru saluran tersebut jadi tempat parkir air, karena air yang tertampung dalam saluran tidak mengalir ke hilir sehingga akan terjadi genangan air secara permanen, apalagi di musim penghujan.
“Jika pemasangan u-ditch terus dilanjutkan dengan kondisi saluran tergenang air, tidak menutup kemungkinan akan terjadi genangan air secara permanen dan menjadi sarang nyamuk,” ucap Roni kepada kabar one. com, dilokasi,Jumat (27/6).
Kami menduga, pengawas internal dari SKPD dalam hal ini Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Adm Jakarta Pusat sangat lemah.
Padahal sebelumya sudah kami ingatkan untuk perketat pengawasan terhadap proyek PSU Gunung Sahari Selatan yang berpotensi merugikan APBD.
Kami menduga telah terjadi persekongkolan,mufakat jahat meraup keuntungan atau setidaknya abai melaksanakan tugasnya sesuai dengan tupoksinya.
Dicurigai, kewajibannya dan/atau melakukan pengawasan hanya sebagai formalitas sehingga pemasangan u-ditch dengan galian dangkal ditambah kondisi saluran tergenang air tetap dilaksanakan.
Sehingga tidak berlebihan proyek yang dikerjakan PT. Buhid ini proyek mubajir tidak bermanfaat bagi warga ,” tutup Syahroni.
Pantauan kabar One. com. dilokasi, Jumat (27/6), posisi u-ditch yang telah terpasang tampak tidak simetris, hal ini diduga ketika melakukan pemasangan u-ditch pelaksana tidak menggunakan lantai kerja.
Selain itu, posisi pemasangan u-ditch tidak sesuai dengan metode pelaksanaan, tampak lebih tinggi dari badan jalan.
Pemasangan saluran box culvret di crossing Persimpangan Keran II juga terlihat menutupi aliran air dari saluran existing
sehingga dapat dipastikan saat di musim hujan, air akan meluber kemana-mana.
Parman 37, salah satu pekerja proyek saat ditanya wartawan kenapa pemasangan Box culvret menutupi aliran air dari saluran eksisting? maaf pak tolong tanya kan lasung ke bos ke pal mandur atau ke pelaksana pak kami hanya pekerja ujarnya.
Saat dikonfirmasi kabar one. com, warga sekitar sangat kecewa terhadap kinerja pelaksana proyek yang diduga bekerja asal-asalan, Ratih 50, pemilik rumah Jl Keran II mengeluh karena air PAM sudah tiga hari tidak mengalir akibat kecerobohan pekerja membuat saluran air PAM bocor disejumlah lokasi galian.
Samahalnya dengan Tamin 48, pemilik servis elektronik dilokasi Tamin menyebut warga sekitar mengeluhkan sisa matrial dan bekas galian dibiarkan lama di pinggir jalan. Matrial dan sisa bekas galian mengakibatkan debu berterbangan masuk ke rumah warga ujar Tamin kecewa.
Pelaksana dan penanggung jawab proyek dari PT. Bugid, Roy Gultom saat dihubungi tidak menjawab, Roy Gultom memilih bungkam.
Kasudin Perumahan Jakarta Pusat,
Dedi Arif Darsono saat dihubungi melalui pesan Whatsapp belum menjawab.( Red)