Oleh: Ida Susila, SST., M.Kes
Direktur Sekolah Vokasi Universitas Islam Lamongan
Lamongan, KabarOne News.com-Wisuda ke-22 Universitas Islam Lamongan (UNISLA) merupakan peristiwa bersejarah yang tidak hanya menandai keberhasilan akademik para lulusan, tetapi juga menjadi simbol lahirnya generasi baru tenaga kesehatan yang siap berkontribusi bagi bangsa. Di antara para lulusan tersebut, bidan menjadi sosok penting yang membawa misi kemanusiaan besar: mewujudkan generasi sehat tanpa stunting. Dalam konteks kesehatan nasional, stunting masih menjadi masalah serius yang mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia. Gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis ini bukan hanya menghambat perkembangan fisik anak, tetapi juga memengaruhi kecerdasan dan produktivitasnya di masa depan.
Sebagai kampus inovasi dan religi, UNISLA melalui Sekolah Vokasi Program Studi D3 Kebidanan berkomitmen mencetak bidan-bidan profesional yang tidak hanya terampil secara klinis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan spiritual. Bidan lulusan UNISLA diharapkan menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan stunting, melalui pendekatan promotif dan preventif yang humanis serta berbasis keilmuan. Dengan bekal ilmu kebidanan yang kuat, empati tinggi, dan semangat pengabdian, para lulusan siap turun langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi gizi, mendampingi ibu hamil, memantau tumbuh kembang balita, serta mengedukasi keluarga tentang pentingnya pola asuh dan lingkungan sehat.
Pencegahan stunting sejatinya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama tenaga kesehatan dan masyarakat. Di sinilah peran bidan menjadi sangat penting. Bidan bukan sekadar tenaga medis yang membantu proses kelahiran, melainkan figur yang mampu menjadi jembatan antara kebijakan kesehatan dan realitas di lapangan. Melalui komunikasi yang baik dan pendekatan budaya lokal, bidan mampu menyampaikan pesan kesehatan yang mudah dipahami dan diterima masyarakat. Hal ini menjadi kekuatan utama dalam mendorong perubahan perilaku menuju pola hidup sehat dan berkelanjutan.
Sekolah Vokasi UNISLA menyadari bahwa tantangan di dunia kesehatan terus berkembang. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan kebidanan di UNISLA dirancang adaptif dengan kebutuhan zaman, mengintegrasikan teknologi digital dalam praktik pelayanan, serta menanamkan nilai-nilai religius dan empatik dalam setiap tindakan. Mahasiswa tidak hanya belajar tentang ilmu medis, tetapi juga bagaimana menjadi bidan yang peduli, komunikatif, dan inovatif. Melalui program pengabdian masyarakat dan kerja sama dengan pemerintah daerah, mahasiswa kebidanan UNISLA dilatih untuk langsung berinteraksi dengan masyarakat, memahami permasalahan nyata, serta mengembangkan solusi berbasis komunitas untuk mencegah stunting.
Momentum wisuda ke-22 ini menjadi titik awal pengabdian bagi para bidan muda UNISLA. Mereka tidak hanya membawa ijazah sebagai simbol pencapaian, tetapi juga membawa amanah besar untuk mengabdikan ilmu kepada masyarakat. Wisuda bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari perjalanan panjang sebagai pelayan kemanusiaan. Dengan bekal ilmu dan nilai-nilai keislaman yang telah ditanamkan selama studi, para bidan lulusan UNISLA siap menjadi pelita di tengah masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan dengan penuh cinta, keikhlasan, dan tanggung jawab.
Peran bidan dalam pencegahan stunting harus dilihat sebagai bagian dari pembangunan nasional. Setiap anak yang lahir dan tumbuh dengan sehat merupakan aset bangsa menuju generasi emas 2045. Oleh karena itu, lulusan kebidanan UNISLA memiliki peran strategis dalam mendukung Gerakan Nasional Percepatan Penurunan Stunting (GNPS) yang dicanangkan pemerintah. Melalui keterlibatan aktif mereka di puskesmas, posyandu, desa, dan komunitas, upaya menekan angka stunting dapat dilakukan secara berkelanjutan dan efektif.
UNISLA terus berkomitmen menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas dan berintegritas. Sekolah Vokasi, khususnya Program Studi D3 Kebidanan, telah membuktikan diri sebagai wadah lahirnya bidan-bidan yang siap berkontribusi nyata dalam membangun bangsa. Dengan semangat “ilmu untuk kemanusiaan”, para lulusan diharapkan mampu menghadirkan inovasi, pelayanan, dan pengabdian yang berdampak luas.
Wisuda ke-22 UNISLA bukan sekadar perayaan kelulusan, tetapi pernyataan komitmen untuk masa depan bangsa yang lebih sehat. Di tengah sorotan isu stunting yang masih menghantui banyak daerah, lahirnya para bidan tangguh dari UNISLA menjadi secercah harapan baru. Mereka akan menjadi ujung tombak perubahan, hadir dengan ilmu, empati, dan dedikasi tinggi untuk memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat, kuat, dan berdaya saing. Dari kampus inovasi dan religi ini, lahir bidan-bidan pengabdi yang siap menjadi solusi bagi kesehatan ibu dan anak menuju Indonesia bebas stunting.(*).