Bangka, Kabar One.com – Ulah mantan Bendahara Desa Air Buluh Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka yaitu Evi Setianingsih yang diduga menilap uang anggaran desa dari sisa lebih pagu anggaran (silpa) Desa Air Buluh dari tahun anggaran 2022 sd tahun 2024, dengan kerugian Negara ditaksir mencapai Rp 407 juta, setidaknya harus menjadi atensi dari pihak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengusutnya.
Walaupun uang yang ditilap sudah dikembalikan, karena aksi dugaan korupsi tersebut keburu ketahuan, namun dalam UU tindak pidana korupsi (tipikor), hal ini tidak menghilangkan jeratan hukum bagi yang telah melakukannya.
Dari pengakuan Evi saat dikonpirmasi pada Kamis (20/3/2025), dimana Evi memang mengakui semua perbuatannya.
“Betul, uang Anggaran Dana Desa Air Buluh dari Silpa senilai Rp 407 juta dari tahun 2022 hingga 2024, memang ada saya pakai untuk keperluan pribadi. “Katanya.
Menurut Evi perbuatan melawan hukum tersebut hingga tahun 2024 barulah ketahuan, sehingga setelah didesak dari sejumlah pihak seperti perangkat desa dan terutama Kades, dia berusaha untuk mengembalikan.
“Setelah ketahuan, dan setelah banyak tekanan, akhirnya saya berniat untuk mengembalikan uang tersebut. “Ujarnya.
Dan kemudian, memang Evi telah mengembalikan dana yang sempat dia tilap ke rekening milik Pemerintah Desa Air Buluh senilai Rp 407 juta.
“Dengan disaksikan oleh tokoh pemuda dan pihak perangkat desa, saya transfer uang tersebut. Bukti transfernya ada. “Ungkapnya.
Evi mengakui, pihaknya selama ini dapat dengan leluasa bisa menilap dana tersebut, karena lemahnya pengawasan instansi berwenang.
‘Memang sebelumnya tidak ada pemeriksaan dari Inspektorat ataupun internal desa. “Katanya.
Ditanya apakah Camat Mendo Barat, Kepolisian atau Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Bangka telah tahu masalah ini, Evi mengakui belum diketahui.
“Pihak-pihak tersebut memang belum mengetahui.”Ujarnya enteng.
Akibat perbuatannya, membuat pihak pemerintah desa tidak percaya lagi kepada kinerja Evi, yang kemudian diawal tahun 2025 memindahkan Evi kebagian pelayanan masyarakat.
Evi juga didesak untuk mengundurkan diri dari struktur perangkat Desa Air Buluh.
“Saya didesak mundur (resign) dan surat pengunduran telah saya buat, dan mulai hari ini saya tidak masuk kerja lagi. “Katanya dengan nada jujur.
Sementara itu, Bendahara Desa Air Buluh yang baru, Sandi membenarkan jika uang yang sebelumnya ditilap Evi, sudah dikembalikan.
“Benar, uangnya sudah disetor ke bank dan telah masuk ke rekening Desa Air Buluh. “Ujarnya.
Sementara itu staf desa yang lain, yaitu Dinda mengatakan untuk masalah kronologis serta persoalan lain yang lebih paham, adalah Sekdes dan Kades Air Buluh.
“Mengenai kronologis sampai ada penilapan dana tersebut oleh Evi, yang lebih paham adalah Kades dan Sekdes. “Katanya.
Sayangnya Kades Mulyadi dan Sekdes Ariftriono sedang tidak berada ditempat, karena sedang ada kegiatan ditempat lain.
Dan mengacu kepada UU nomor 20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi (tipikor) pasal 2 disebutkan, “setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 4 tahun atau paling lama 20 tahun, dan denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 milyar.”
Dan untuk menelusuri perkara ini, pihak media akan segera menemui sejumlah pihak berkompeten, baik kalangan Pemerintah maupun Instansi Penegak Hukum. (Tim)