Jakarta ,Kabaronenews.com,-Masyarakat perlu memberikan teguran bagi seluruh pejabat pejabat di Indonesia ini, agar dapat memimpin dengan memiliki norma dan etika dan sopan santun.
Jika kepemimpinan seorang pejabat sudah bagaikan preman, baik dari bahasanya, cara berpakaian yang tidak mendidik, kancing baju bagian atas terbuka, bagaimana mengeksekusi program pemrintah dengan baik ?
Dari sikap berpakaian seorang eksekutif, dari situ juga terlihat etika dan norma kehidupannya sendirin. “Bagaikan preman (anak bebas) yang ingin menunjukkan kekuatannya, ini loh saya, lihat dada saya, pawer kesombongan, tinggi hati, yang tidak perlu dipertontonkan, pada hal hasil kinerjanya noooooollll”.
Dengan program membangun 3 juta unit rumah untuk masyarakat Indonesia tahun ini, tapi bisanya hanya renovasi bukan membangun. Anehnya lagi, ditengarai Menteri ini hanya bisa melirik lirik bangunan tua perumahan kosong, unit rumah yang belum dihuni artinya tidak laku terjual oleh pengembang, lalu diprogramkan menjadi masuk program yang 3 juta unit rumah tersebut.
Menteri ini memprogramkan unit rumah buat wartawan, Jurnalis anggota Perss yang belum memiliki rumah. Memang program bagus, tapi apakah terealisasi, sebab lokasi unit rumahnya dimana, brapa kemampuan seseorang mendapatkan unit rumah tersebut. Kalau terlalu jauh dari lokasi kerjaan bagaimana mungkin bisa mampu bolak balik Jakarta Cilengsi tiap hari naik motor.
Artinya, “Menteri ini belum pernah meletakkan batu pertama (ground breeking) di suatu lahan kosong yang baru untuk pembangunan unit rumah yang baru sebagaimana janji kampanye politik yang menjadi program pemerintahan yang sekarang”.
Terlihat pada seorang Menteri Presiden Prabowo saat ini yaitu; Menteri PUPR eks kader pecatan partai berlambang Banteng Moncong Putih PDIP, saat berdialog dengan warga Kecamatan Johar Baru, Kota Administrasi Jakarta Pusat, terkait program bedah rumah, dengan jelas disorot kamera bahwa kancing baju paling atas dibuka, sepertinya menunjukkan busung dadanya.
Namun Menteri ini tidak sadar bahwa masyarakat yang bertemu di lapangan itu memperhatikan perbedaan cara berpakaian seorang Menteri dengan masyarakat biasa. Masyarakat biasa tidak membuka kancing baju atas nya, tapi Menteri yang harusnya memberikan contoh sopan santun tapi, dipertontonkan ke publik kancing baju dibuka.
Apakah seperti ini contoh yang diberikan orang tua kalau menjadi seorang pejabat ?, menurur penulis ini bukan sebab orang tua tidak pernah memberikan seekor ular mematok anaknya, atau memberikan pasir untuk di makan anaknya. Mungkin orangnya lupa atau tidak diingatkan seseorang dari rumah, atau mungkin sudah watak seseorang.
“Kalau di Rumah sendiri, atau masuk kafe bolehlah sesukanya sendiri, tapi janganlah terhadap publik, mungkin ini merupakan respons masyarakat untuk perbaikan kedepan bagi pejabat negara, kritik atau saran ini, hanya untuk perubahan kedepannya kalau tidak ingin jadi omongan publik”, ungkap masyarakat pada Media ini, 16/4/2025.
Apalagi saat bertemu dan berbincang bincang dengan Walikota Jakarta Pusat, Arifin dan jajaran pemerintahan di lokasi program bedah rumah Kecamatan Johar Baru, jauh lebih tinggi norma dan etika berpakaian masyarakat pengunjung dan pejabat Pemkot Jakarta Pusat dari pada etika dan norma serta sopan santun dari seorang Menteri, kata warga Dk Jakarta saat memandang foto kinerja Maruarar Sirait di Kecamatan Johar Baru.
Penulis : P.Sianturi